MUDZAKARAH MAUT

Ketika pandangan mulai kabur

Ketika bibir mulai kelu dan kaku

Ketika nafas terasa berat

Ketika anak, istri, sanak saudara berkumpul dengan pandangan sayu.

Terasa ingin berkata-kata kepada mereka

Namun diri sudah tanpa daya

Riuh isak tangis dan do’a mereka

Sayup-sayup surat Yasin dibacakan

Sayu-sayup Laa ilaahaillallah ditalkinkan

Namun sekali lagi tanpa daya

Dimanakah tawa dan canda yang selalu menghiasi kita?

Dimanakah pangkat dan tahta yang membanggakan kita?

Dimanakah harta benda yang kita perjuangkan mati-matian?

Dimanakah uang dan permata yang kita cintai?

Dimanakah wajah tampan dan cantik yang kita sombongkan?

Dimanakah kekayaan yang kita kejar selama ini?

Dimanakah para pelayan-pelayan setia?

Dimanakah pekerjaan yang membuat kita gila?

ADAKAH MEREKA MEMBANTU KITA PADA SAAT ITU?

SIAPKAH KITA MENGHADAPI SAAT ITU?

“Wahai sahabat, janganlah tertipu dengan keenakan

Sesungguhnya umur itu akan berakhir,

dan keenakan itu akan menghilang

Dan jika engkau mengusung jenazah kekubur,

Maka ketahuilah bahwasannya,

engkaulah yang akan diusung sesudahnya”

Dari Abu Hurairah ra., Rasululloh saw. Bersabda, “Hati seorang yang tua itu akan tetap muda dengan dua perkara: Cinta dunia dan panjang angan-angan.” (Mutafaqun Alaih)

Di dalam hadits ini pun Rasululloh saw. Memperingatkan secara khusus tentang hal itu. Pada kenyataannya memang benar. Bahwa orang semakin tua biasanya semakin mencintai dunia dan panjang angan-angan. Padahal mati itu lebih dekat kepada dirinya. Namun kita malah menyibukkan diri untuk pernikahan anak-anak kita, membangun rumah mewah, dan bersemangat meluaskan tanah. Untuk itulah, dalam keadaan demikian, setiap orang sangat penting untuk memperhatikan nafsunya secara khusus. Dalam sebuah hadits Rasululloh saw. Bersabda, “Manusia itu semakin tua, dan ada dua hal yang selalu muda. Pertama; Tamak terhadap harta, dan kedua; Tamak ingin bertambah panjang usianya.” (Misykat)

Rasulullah saw. bersabda, “Permulaan kebaikan ummat ini adalah yakin kepada akherat dan tidak mencintai dunia. Dan permulaan kerusakan ummat ini adalah kikir atas dunia dan panjang angan-angan.” (Misykat). Hadits lain menyebutkan sabda Rasululloh saw., “Permulaan ummat ini telah mendapat kejayaan, karena keyakinan terhadap Alloh dan tidak mencintai dunia. Dan kerusakan akhir ummat ini adalah karena kikir dan panjang angan-angan.” (At-Targhib). Sabda lainnya, “Akan datang suatu masa dimana kalian (kaum Muslimin) akan diajak masuk ke agama lain. Lalu kalian dengan tawadhu’ akan menyambutnya, sebagaimana kalian diundang untuk makan. Padahal mereka menginginkan bagaimana Islam hancur. “Para sahabat ra. Bertanya, “Ya Rasululloh, apakah jumlah kami ketika itu sedikit (sehingga orang-orang kafir dapat berbuat demikian)?” Jawab beliau, “Tidak, jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti hempasan buih diatas lautan (tidak mempunyai kekuatan sedikitpun). Dan musuh-musuh kalian tidak lagi merasa gentar terhadap kalian. Dan telah muncul dihati kalian wahan.” Para sahabat bertanya, “Apakah itu wahan, Ya Rasululloh?” Beliau bersabda, “Cinta dunia dan takut mati.” (Misykat).

Ummi Walid ra., putri Umar ra. Berkata, “Pada suatu sore, Rasululloh saw. keluar dari kamarnya dan bersabda, “Kalian tidak tahu malu!” Para sahabat ra bertanya, “Ya Rasululloh, ada apa?” Rasululloh saw. bersabda, “Demikian banyak kalian mengumpulkan makanan yang tidak kalian makan, membuat rumah yang tidak kalian tempati, dan berangan-angan yang tidak kalian dapatkan. Apakah kalian tidak malu dalam hal ini?” (At-Targhib)

Yaitu membuat rumah yang melebihi keperluan. Membuat rumah hendaknya sesuai dengan keperluan. Demikian juga, menyimpan harta. Jangan menyimpannya melebihi keperluan. Semua itu hendaknya digunakan dijalan Alloh swt.. ‘Aisyah ra berkata, “Suatu ketika Rasululloh saw. berdiri dimimbar, dan dihadapannya ada sekumpulan majelis. Sabda Rasululloh saw., “Hai manusia, malulah kepada Alloh sebagaimana haknya untuk malu.”Para sahabat ra. Bertanya, “Ya Rasululloh, kami selalu malu kapada Alloh.” Beliau bersabda, “Jika kalian telah malu kepada Alloh, maka sangat penting untuk tidak melewatkan satu malam pun yang tidak mengingat maut. Dan penting baginya untuk menjaga perutnya dan apa-apa yang didalamnya. Dan menjaga kepalanya serta apa-apa yang didalamnya. Dan penting baginya untuk mengingat maut, juga terhadap jasadnnya (bahwa jasad itu tidak akan berarti apa-apa setelah maut tiba). Dan penting baginya untuk meninggalkan perhiasan dunia ini.” (At-Targhib)

Alim ulama menulis, maksud menjaga kepala adalah tidak tunduk selain kepada Alloh swt.. Dan tidak untuk ibadah penghormatan kepada selian-Nya. Sehingga salam dengan anggukan kepala pun tidak. Maksud apa-apa di dalam kepala adalah ; mata, telinga, lidah dan sebagainya. Dan maksud menjaga perut adalah menghindari harta yang meragukan. Sedangkan maksud, apa-apa yang didalam perut adalah; kemaluan, tangan, kaki, dan hati semuanya harus dijaga. Imam Nawawi rah.a. berkata, ” Memperbanyak membaca hadits ini hukumnya mustahab.” (Mazhahiril Haq)

Ibnu Mas’ud ra. Berkata, ” Suatu ketika Rasululloh saw. bersabda, “Hai manusia, malulah kepada Alloh sesuai dengan hak-Nya.” Kami pun berkata, “Ya Rasululloh, alhamdulliah kami semua telah malu kepada Alloh.” Rasululloh saw. bersabda, “Tidak, ini bukan malu yang biasa. Tetapi malu yang sesuai dengan hak Alloh swt., bahwa kalian harus menjaga kepala dan apa-apa yang ada di bawahnya. Dan menjaga perut, serta apa-apa yang ada di sekitarnya (kemaluan, dan lainnya). Dan penting untuk memperbanyak mengingat maut, dan (mengingat kekosongan) jasad setelah kematian. Dan barangsiapa menginginkan akherat, maka ia harus meninggalkan perhiasan dunia.” (At-Targhib)

Dengan banyak mengingat mau, dapat mengurangi kencintaan dunia dan mengurangi panjang angan-angan. Sebab itulah Rasululloh saw. memerintahkan agar meperbanyak mengingat maut.

Seseorang mendatangi Rasululloh saw. dan bertanya, “Ya Rasululloh, siapakah orang yang paling zahid?” jawab beliau saw., “Orang yang tidak melupakan mati serta kehidupan bahwa setelah mati ia akan menjadi hancur lebur. Dan ia menjauhkan dirinya dari perhiasan dunia serta mengutamakan akherat daripada dunia. Dan ia tidak meyakini kehidupan esok, dan ia menganggap dirinya termasuk orang-orang yang sudah mati.” (At-Targhib). Yaitu sebentar lagi saya akan mati bersama-sama dengan mereka yang telah mati.

Abu Hurairah ra. Berkata, ” Rasululloh saw. bersabda, “Perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan, yaitu mati. Barang siapa mengingatnya ketika kesulitan, maka ia akan mendapatkan kemudahan ketika kesempitan (dirinya akan tenang, karena mengingat bahwa mati akan datang dan akan menghilangkan segala kesusahannya didunia). Dan barangsiapa mengingatnya ketika ada kebendaan, maka akan menyebabkan ia mengurangi pengeluarannya (mengingat mati, membuatnya tidak bergairah terhadap kemewahan).”

Ibnu Umar ra. Berkata, Rasululloh saw, bersabda, “Ingatlah penghancur segala kelezatan, yaitu maut.” Anas ra. Berkata, “Suatu ketika Rasululloh saw. datang ke masjid, dan melihat para sahabatnya sedang tertawa. Rasululloh saw. bersabda,”Perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan, yaitu mati. Barang siapa mengingatnya dalam keadaan senang dan ada, maka itu akan menjadi sebab kesempitannya. Dan barang siapa mengingatnya dalam keadaan kesempitan, maka itu akan menyenangkannya. Kubur selalu mengumumkan kepada setiap orang, “Aku adalah rumah bersendirian. Aku adalah rumah pengasingan dari semua orang, dan rumah ulat-ulat (yang menanti mayat manusia untuk dimakan). Apabila seorang mukmin shaleh diletakkan di dalamnya, maka kubur akan berkata, “Selamat atas kedatanganmu. Aku merasa gembira dengan kedatanganmu. Diantara mabusia yang berlalu diatasku, kamulah orang yang paling kusukai. Sekarang kamu talah datang padaku, maka akan kutunjukan pelayananku kepdamu.” Setelah itu kubur akan meluas sejauh pandangan ahli kubur tersebut memandang. Kemudia dibukakan salah satu pintu syurga kepadanya (sehingga keharuman syurga tercium di dalam kubur tersebut). Sebaliknya, jika orang jahat yang diletakkan ke dalam kubur, maka kubur akan berkata, “Kedatanganmu tidak selamat. Celaka bagimu. Aku benci dengan kedatanganmu. Diantara seluruh manusia yang lewat diatasku, engkaulah orang yang paling ku. Benci. Sekarang kamu telah datang kepadaku, maka akan kutunjukkan kepadamu bagaimana perlakuanku. “Setelah itu, kubur menyempit, sehingga tulang rusuknya saling berhimpitan, “Rasululloh saw. Mengisyaratkan dengan saling menyilangkan jari-jari tangannya satu sama lain, bagaimana tulang rusuk itu saling berhimpit satu dengan lainnya. “Tujuh puluh ekor ular berbisa akan menggigitnya. Dan demikian beracun bisanya, sehingga jika ular itu menyemburkan bisanya di bumi ini, maka pasti tidak akan dapat rumput tumbuh sampai hari Kiamat. Ular-ular itu akan terus menggigit sampai hari Kiamat. “Kemudian Rasululloh saw. Bersabda, “Kubur adalah salah satu taman-taman syurga, atau salah satu lembah dari lembah-lembah neraka.”

Ibnu Umar ra. Berkata, seseorang bertanya kepada Rasululloh saw., “Ya Rasululloh, Siapakah orang yang paling cerdik dan pandai?” Jawab beliau, “Orang yang banyak mengingat maut dan senantiasa sibuk mempersiapkan kematiannya. Orang seperti itu akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akherat.” (At-Targhib).

Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz ra. Menyertai jenazah sampai kekuburan. Setibanya disana, beliau menyendiri merenungkan sesuatu. Seseorang bertanya, “Amirul mukminin, engkau adalah wali jenazah ini, mengapa engkau duduk menyendiri. “Beliau berkata, “Ya, saya mendengar kubur ini berkata, “Hai Umar bin Abdul Aziz! Apakah engkau tidak bertanya kepadaku, apa yang telah kuperbuat kepada orang-orang yang datang kesini setelah mati?” Saya berkata,”Beritahukanlah. “Kubur itu berkata, “Aku robek kafannya, aku hancurkan tubuhnya berkeping-keping,, aku hirup darahnya, lalu kumakan dagingnya. Maukah kuberitahukan kepadamu, apa yang kuperbuat dengan sendi-sendi tubuhnya? Tangannya kupisahkan dari bahunya, dan lengannya kupisahkan dari tangan, dan kepalanya kupisahkan dari tubuhnya, dan paha-pahanya kupisahkan dari dari pinggangnya, kupisahkan lututnya dari paha,dan kupisahkan betis dari lututnya, dan kupisahkan kakinya dari betis. “Setelah itu, Umar bin Abdul Aziz ra. Menangis, dan berkata, “Kehidupan dunia sangatlah sebentar. Dan tipuannya sangat banyak. Yang mulia didunia, menjadi hina diakherat. Yang kaya didunia, menjadi miskin diakherat.Anak muda didunia cepat tua. Orang yang hidup didunia akan cepat mati. Jangan biarkan dirimu terpedaya olehnya dan menarik perhatianmu. Padahal kamu mengetahui, betapa cepat ia berpaling dari para pecintanya. Orang-orang bodoh sajalah yang termakan tipuannya. Dimanakah mereka yang merasa bangga telah memakmurkan kotanya, mengalirkan sungai-sungai besar, menyuburkan taman-taman? Mereka hanya hidup sebentar saja, lalu meninggalkan segala yang telah mereka miliki. Ketika hidup mereka telah menikmati kesehatan dan kekuatan jasmaninya, yang telah menipu mereka sehingga terjerumus ke dalam hawa nafsu dan perbuatan dosa. Demi Alloh, mereka dicemburui karena mempunyai banyak harta. Mereka mengalami berbagai masalah dengan harta mereka, tetapi mereka berhasil mendapatkannya, sehingga orang-orang iri kepadanya. Tetapi mereka terus menumpu-numpuk harta, tanpa mempedulikan segala rintangan yang dihadapinya. Menghadapi kesusahan itu dengan senang hati. Namun sekarang lihatlah, apa yang tanah dan ulat-ulat perbuat terhadap tubuhnya, persendiannya, dan tulang-tulangnya? Ketika didunia mereka duduk diatas sofa-sofa yang lembut, dikelilingi oleh para pelayan yang banyak. Kawan-kawan, sanak keluarga, dan tetangga-tetangga, semuanya mengikuti kehendaknya. Sekarang apa yang terjadi? Tanyailah mereka dengan suara lantang, Bagaimanakah keadaan kalian? Baik orang miskin atau orang kaya, semuanya terbaring di padang yang sama.

Wallohu a’lam Bishowab

 

About Mariana City

What Do You Need, I Present To You
This entry was posted in Religi. Bookmark the permalink.

Leave a comment